Lagu Happy Birthday Terindah!
Dapatkan Gratis Disini!

Sepuluh Pertanyaan Mendasar

Mari kita cari jawabnya disini.
Silakan beri Komentarmu!

Terimakasih Boss!

Anda Siap?
Go!

--------------------------------------------------

'Pribadi Hebat' akan memuat dan mengulas Ide anda!

---------------------------------------------------------------

Banyak Dibaca

0

Nyali Yang Diperlukan Untuk Hebat #2

Pribadi Hebat - Nyali untuk Hebat

Mari kita lanjutkan soal Nyali menuju hebat.
Bagi yang belum baca artikel sebelumnya, silakan baca dulu perdebatannya disini: Nyali Yang Diperlukan Untuk Hebat.

Memang upaya menuju hebat tidak ckup hanya bermodal semangat pantang menyerah saja. Yang lebih menentukan adalah nyali untuk menjadi hebat. Sekali lagi, pantang menyerah tetap penting terutama pada pelaksanaannya tetapi pantang menyerah tanpa nyali hebat bisanya hanya sampai pada batas 'berhasil' atau 'sukses', tetap belum tentu hebat. Kita harus mengawinkan keduanya!

Lalu apa saja nyali untuk hebat itu?

Pertama: Berani Menetapkan Target Yang Tinggi!
Tanpa keberanian ini anda hanya akan sampai pada batas biasa-biasa saja. Banyak orang cenderung menetapkan taget yang realistis, yang biasanya diukur melalui kemampuan yang selama ini telah terbukti berhasil. Ibaratnya bila anda hendak bepergian jauh, anda hanya berani menetapkan jarak yang pernah anda capai sebelumnya. realistis, karena pernah dilakukan sebelumnya. Nah, target seperti ini apakah bisadikatakan hebat jika anda berhasil mencapainya? Tentu akan menjadi biasa saja.

Menetapkan target yang tinggi berarti lebih dari sebelumnya, lebih dari yang pernah anda capai dengan cara yang anda telah miliki. Bahkan ketika cara yang dkenal sudah 'mentok' pun orang yang bernyali hebat akan menetapkan taget yang lebih tinggi. Ini berarti ia harus berani bersusah payah mencari cara baru yang memungkinkan mencapai target yang lebih tinggi itu!

Ambil contoh PSSI, yang mengurus olahraga terpopuler di negeri ini, yakni sepakbola. Kalau seperti selama ini hanya berani pasang target juara se Asia Tenggara saja apakah akan disebut hebat jikapun berhasil? Saya rasa tidak, karena hasil seperti itu sudah sering dan menjadi langganan kita pada jamannya Iswadi Idris, Ronny Patinasarani dan Abdul Kadir dulu. (Nyatanya untuk target seperti itu saja tak berhasil, lho!). Kalau kita, maksud saya PSSI, bernyali hebat tentu targetnya tidak seperti itu melainkan juara Asia!

Ah, saya tahu anda pasti berteriak tidak realistis! Mustahil!
Tentu saja tidak realistis kalau kita menggunakan metoda dan cara yang sama untuk mengelola sepakbola kita. Tetapi akan menjadi realistis kalau kita berani mencari dan bersusah payah melakukan dengan cara yang berbeda, bila perlu secara radikal. Mulai dari rekrutmen pemain, metoda pelatihan, pelatih, gaji dan bonus, dll, dll. Disitulah letak nyali hebat! Jika anda berani menetapkan target hebat, maka anda akan mencari cara-cara yang hebat pula untuk mencapainya. Tanpa itu yang akan muncul hanyalah kilah 'tidak realistis', 'mustahi'l, atau' mimpi'. Mungkin ada nainya kita perlu merenung artikel yang dimuat dalam "Lupa Tuhan" berjudul 'You Say Why, I Say Why Not' yang mengingatkan kita kata-kata tersebut diatas (mustahil dkk) sesungguhnya tanpa sadar telah sering membuat kita menyangkal Tuhan Yang Maha Esa!

Target yang tinggi adalah pemicu dan pemacu semangat untuk mencari cara yang berbeda dan upaya baru yang lebih memungkinkan untuk mencapainya. Perlu diingat, bahwa yang dimaksudkan dengan target tinggi bukanlah asal lebih tinggi saja tetapi yang kenaikannya berlipat bagaikan loncatan. Bukan sekedar kenaikan incremental atau prosentase sifatnya. Karena itu tuntutannya adalah harus mencari cara baru, sistem yang baru dan pendekatan berbeda yang semuanya harus dimulai dengan paradigma baru. Artinya tidak ada tempat bagi cara yang "Business As Usual" untuk bisa mejadi hebat.

Sebagai reference, anda bisa melihat uraian yang bagus dalam Nyali Bintang : Orientasi Terhadap Hasil Hebat, bahwa Team Bernyali Hebat memandang Target hasil kerja sebagai acuan bagi upaya yang harus dilakukan. Bukan semata-mata sebagai tujuan akhir. Semakin tinggi hasil kerja dicanangkan, semakin besar upaya yang direncanakan akan dilakukan. Upaya keras yang kemudian dilakukan akan dibandingkan dengan rencana upaya yang telah ditetapkan sebelumnya, bukan terhadap hasil yang diperoleh. Jadi, hasil kerja hanyalah sebagai patokan dalam menentukan besarnya upaya yang akan dilakukan.

Silakan anda renungkan nyali hebat yang pertama diatas karena merupakan syarat menuju hebat sebelum nyali hebat lainnya bisa diterakan. Jika anda tidak melihat hal itu sebagai hal yang penting, anda tidak perlu meneruskan melihat nyali hebat lainnya karena yang lain itupun menuntut anda berpikir dengan cara yang berbeda!

Ok, ,jika anda sudah bisa memahaminya, silakan lanjutkan ke nyali hebat yang kedua disini!


0

Nyali Yang Diperlukan Untuk Hebat

Pribadi Hebat - Nyali

Semua orang memang dianugerahi peluang untuk bisa hebat, tetapi tidak banyak yang benar-benar bisa mewujudkan impiannya menjadi hebat. Kenapa?

Kebanyakan orang menganggap karena tidak punya modal yang memadai, dan sayangnya yang dikatakan sebagai modal adalah barang-barang berwujud terutama harta dan benda. Bayak diantara kita yang sangat bersandar pada modal yang satu itu. "Mau gimana, orang tua saya miskin...", demikian alasan yang sering kita dengar bukan?

Kalau modal harta adalah modal utama untuk bisa sukses, berarti peluang menjadi sukses tidak dimiliki semua orang... dan tanpa sadar kita telah menuduh Tuhan itu tidak adil. Nah kalau kita mengakui Tuhan itu adil berarti pikiran dan alasan diatas yang sering kita dengar itu tentulah tidak benar!

Dan itu berarti pula telah kita peroleh salah satu jawab atas pertanyaan utama kita yakni: "karena banyak orang menganggap modal untuk hebat adalah harta benda!" Dengan berpikiran seperti itu sebenarnya orang yang bersangkutan telah menutup langkahnya sendiri untuk menjadi hebat.

Andaikan anda tidak berpikiran demikian, apakah anda pasti menjadi hebat? Belum tentu, karena itu baru salah satu syarat. Masih ada beberapa syarat atau modal lain! Anda tahu?

Banyak yang akan menjawab dengan semangat, kemauan keras, kerja keras, tekun, dan sebagainya termasuk Pantang Menyerah! Semua itu benar terutama Pantang Menyerah, adalah syarat yang tak boleh tidak harus ada. Tetapi apakah dengan begitu anda akan menjadi hebat? Jawabannya belum tentu dan kebanyakan tidak! Lho?!!

Hal-hal diatas itu, terutama Pantang Menyerah memang akan membawa kita menuju "sukses" yakni tercapai apa yang kita kejar, tetapi tidak selalu berarti hebat! Anda memang bisa berhasil dengan itu tetapi belum tentu menjadi hebat. Mari kita ambil contoh berikut ini:
Seseorang yang belajar naik sepeda memerlukan sikap pantang menyerah meski harus terjatuh beberapa kali. Kalau ia menyerah karena baru jatuh satu atau dua kali dan tidak mau mencoba berlatih kembali dia tentu akan gagal. Karena pantang menyerah itu akhirnya ia bisa naik sepeda dengan lancar seperti orang lain yang sudah bisa dan biasa naik sepeda pada umumnya. Dengan keberhasilannya itu, adakah ia bisa dibilang hebat? Saya kira anda setuju dengan saya: Tidak! Dia berhasil bisa naik sepeda tetapi itu biasa saja kok! Semua orang yang bisa naik sepeda dulunya juga melakukan dan mengalami hal yang sama!

Kiranya jelas sekarang bahwa sukses tidak selalu hebat. Jadi modal sikap diatas belum membawa anda meniti jalan menuju hebat. Lalu apa syarat atau modal untuk menuju kesana? Saya kira anda sudah tahu jawabannya, sesuai judul tulisan ini tentunya yakni NYALI. Pertanyaannya, nyali yang seperti apa?

Jika anda penasaran, silakan baca lanjutan dari tulisan ini disini.

0

Hebat Tanpa Bantuan Orang, Bisakah?

Pribadi Hebat - SOBAT way

Banyak orang 'hebat' ketika ditanya soal bagaimana dia bisa menjadi hebat sering menjawab bahwa itu hasil kerja keras dan perjuangannya sendiri. Kerja keras (dan juga kerja pintar) tak dapat dipungkiri memang harus dilakukan untuk bisa menjadi hebat. 'That goes without saying' kata orang sono. Tetapi kata perjuangannya sendiri kadang mengesankan tanpa ada bantuan orang lain sama sekali, paling tidak mengenyampingkannya. Padahal, tidak satupun manusia yang bisa menjadi hebat tanpa bantuan orang lain. Sekalipun dia memiliki bakat hebat atau berotak cemerlang, ataupun memiliki sumberdaya yang tinggi.

Kenapa?

Pertama, manusia tidak ada yang sempurna sehingga tentu ada kelemahannya. Dalam perjuangannya menuju hebat itu pastilah hal-hal yang menjadi kelemahannya memerlukan bantuan orang lain sehingga dia bisa fokus tak terganggu dalam memanfaatkan kelebihannya. Misalkan untuk makan, dia perlu orang yang memasakkan makanannya meskipun dia membelinya atau menggaji pembantu. Semua itu adalah bantuan orang lain yang sering terkesampingkan oleh orang-orang hebat bertalenta istimewa. Tanpa bantuan tangan-tangan 'orang tak penting' dapat dipastikan kerja mereka menuju hebat akan terhambat, bahkan mungkin tidak akan terwujud.

Kedua, kalaupun mereka bisa melakukannya sendiri segala kerja itu, mereka tetap memerlukan bantuan orang lain, paling tidak harus ada orang untuk mengagumimya dan mengakui kehebatan mereka. Memangnya kalau kehebatan itu dipertontonkan kepada binatang misalnya, apa para binatang itu bisa mengagumi kehebatan anda? Lihatlah contoh para selebritis, tanpa pengagum mereka tentu tak ada yang mengatakan hebat.

Ketiga, bagamanapun secara alamiah seseorang akan dilahirkan dalam ketergantungan yang mutlak pada orang lain khususnya sang ibu. Tanpa bantuan orangtuanya, si bayi tentu sudah akan mati sejak dini. Hukum alam ini jelas tidak akan bisa dipungkiri oleh orang hebat manapun juga. Jika tak mengakui pahala seorang ibu, kita tak perlu bersikap seperti Malin Kundang untuk menjadi Malin Kundang yang pantas dikutuk!

Itu tadi jawaban bagi yamg memiliki talenta hebat.


Tentu saja bagi orang-orang biasa, bantuan orang lain bukan saja diperlukan melainkan merupakan cara satu-satunya untuk menjadi hebat. Istilah yang sering kita dengar adalah kerjasama. Tetapi kerjasama yang menghasilkan sinergilah yang memunginkan orang biasa menjadi luarbiasa. Dalam buku 'Semua Orang Bisa Hebat' disebutkan bahwa kehebatan bukan monopoli orang berbakat tinggi atau yang memiliki sumberdaya berlimpah saja tetapi kehebatan merupakan peluang bagi setiap orang, termasuk orang biasa, karena Tuhan telah menyediakan caranya yakni ya itu tadi: penciptaan sinergi melalui kerjasama.

Persoalannya terletak pada bagaimana menemukan rahasia penciptaan sinergi yang seringkali tidak diketahui orang banyak. Bagi kebanyakan kita, kerjasama seringkali diartikan sebagai bersatunya kekuatan fisik untuk menggerakkan pekerjaan berat (fisik) yang tak mampu dikerjakan orang per orang. Padahal, yang lebih penting adalah penciptaan kekuatan (non fisik) pikiran yang mampu menghasilkan ide-ide cemerlang bernilai tambah tinggi yang setara atau bahkan lebih hebat daripada orang hebat berinteligensi luarbiasa tinggi. Gotong royong a la penjumlahan kekuatan fisik tidak akan menghasilkan sinergi, yakni nilai tambah yang berlipat ganda. Karena itu sinergi sering digambarkan sebagai 1 + 1 = 25, bukan sekadar penjumlahan anak TK yang = 2 itu.

Penciptaan sinergi melalui kerjasama adalah hal yang mendasar dan hakiki bagi manusia dan karena itu manusia ditakdirkan menjadi homo sapiens. Dan, kalau anda menafikkan keberadaan oran lain sebagai yang membantu kesuksesan anda, pada hakekatnya anda sudah melawan kodrat kemanusiaan itu sendiri.

Jadi, jika anda, seperti halnya saya, adalah orang yang biasa-biasa saja, maka kerjasama adalah cara yang mutlak kita perlukan untuk menjadi hebat. Tanpa itu kita akan tetap seperti sediakala, tak berkembang dan menyia-nyiakan martabat kemanusiaan kita sebagai makhluk yang dipercayakan untuk membangun dunia dan alam ciptaan Tuhan.

Salam S.O.B.A.T